sumber: inilahFLORES – blog Kanisius Kami
Gading gajah sangat dekat
dengan masyarakat Flores dari ujung Timur sampai Barat. Beberapa ritual
adat seperti pernikahan erat kaitannya dengan gading. Pasalnya, gading
itu menjadi kesepakatan belis (mahar) dalam menentukan diterima atau
tidaknya lamaran seorang pria kepada wanita pujaannya.
Pada masa kini, jumlah gading yang
beredar di masyarakat tidaklah banyak. Kendati demikian, pola lamaran
dengan gading sebagai pembayaran belum juga ditinggalkan. Adat dan
kebiasaan itu masih tetap dipertahankan oleh sebagian kalangan
masyarakat adat di Flores. Namun, ada juga yang sudah menggantikan peran
gading dengan sejumlah uang tunai. Gading hanya menjadi parameter untuk
menentukan perhitungan uang tunai yang harus disediakan pihak pria pada
acara lamaran resmi.
Tahukan anda dari mana asal
gading-gading tersebut? Beberapa jawaban yang diberikan orang Flores
tentang asal muasal gading tersebut, antara lain:
1. Flores adalah habitat gajah pada zaman lampau
Ketika Pulau Flores masih merupakan satu
kepulauan dengan Benua Australia, disinyalir bahwa gajah-gajah Flores
datangnya dari Benua Australia. Gajah-gajah itu beranak-pinak di Pulau
tersebut dan berhasil mempertahankan speciesnya dan beradaptasi dengan
lingkungan sekitar pada masa yang cukup lama. Namun, sejak gajah-gajah
itu mulai dibunuh untuk kebutuhan makan nenek moyang, jumlahnya makin
terbatas dan punah. Tidak ada migrasi lagi karena Pulau Flores sudah
terpisah oleh karena pergeseran kerak bumi.
2. Nenek moyang Orang Flores pemakan gajah
Versi ini tidak mendukung teori gajah
yang bermigrasi. Gading-gading itu datangnya dari nenek moyang orang
Flores, yang umumnya adalah pendatang. Mereka datang dan menempati Pulau
Flores dengan membawa gading-gading tersebut. Mereka memang suku
pemakan daging dan salah satunya adalah gajah. Gading-gading itu simpan
sebagai bukti sebuah suku telah berhasil membunuh beberapa ekor gajah,
sesuai jumlah gading yang ada.
3. Gading sebagai pembayaran pasukan sewaan asal Flores
Pada masa perang, terutama di daratan
Pulau Sumatera dan Kalimantan, juga daerah-daerah lain di Nusantara kala
itu, sebagian masyarakat Flores diduga menjadi tentara bayaran dari
beberapa suku di luar Pulau Flores. Jasa tentara sewaan itu akan dibayar
dengan menggunakan gading.
4. Gading beranak
Alasan yang mistis magis adalah soal
keberadaan Gading Ibu yang bisa beranak gading lain. Gading ibu itu
biasanya disimpan pada sebuah rumah adat dan dijaga sebagai warisan
leluhur. Gading ibu itu tidak bisa dijualbelikan atau dipindahtangankan.
Diyakini, gading ibu itu – dalam dua atau tiga tahun – akan melahirkan
anak gading baru. Anak-anak gading itulah yang akan digunakan dalam
berbagai ritual adat untuk keperluan tertentu.
Anda mempunyai versi lain dari asal muasal gading di Flores?(iF02
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking