Kabupaten Manggarai adalah sebuah kabupaten di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Ibu kota kabupaten adalah Ruteng. Luas wilayahnya adalah 7.136,4 km², termasuk pulau Komodo dengan jumlah penduduk 504.163 jiwa.
Kabupaten Manggarai dikenal dengan pertaniannya, antara lain : kopi, cengkeh, vanili, cokelat, dan masih banyak yang lainnya. Orang Manggarai juga terkenal dengan keramahtamahannya.
Salah satu tarian yang terkenal dari Manggarai adalah tarian caci yang sudah terkenal di banyak negara seperti Eropa dan Australia.
25/06/2006
BENTUK LAMBANG
KABUPATEN MANGGARAI
1. Bentuk lambang Daerah Manggarai ialah ”PRISAI” bersisi lima yang mempunyai arti:
a. Prisai melambangkan alat pertahanan dan perlindungan seluruh rakyat;
b. Sisi lima melambangkan Pancasila sebagai Dasar Negara.
2. Tata warna lambang berupa kuning, hijau, merah dan hitam diambil
dari warna kain tenun rakyat daerah Manggarai yang mempunyai arti:
a. Kuning adalah keluhuran dan keagungan serta kejayaan;
b. Hijau adalah harapan masa depan atas dasar potensi yang ada di daerah;
c. Merah adalah keberanian;
d. Hitam adalah teguh dan abadi;
3. Lambang berisikan Rumah Adat melambangkan:
a. Alat pemersatu seluruh rakyat dalam satu kesatuan dan persatuan
nasional dalam setiap derap langkah pembangunan mental dan fisik yang
mencerminan dalam tingkat kebudayaan, peradaban dan perjuangan hidup
dari zaman ke zaman;
b. Sembilan tiang Rumah Adat memperteguh adanya pendirian bahwa
seorang bayi yang baru dilahirkan setelah sembilan bulan dalam kandungan
ibu adalah harapan bangsa.
4. Lukisan Gasing yang terdapat pada puncak rumah adat melambangkan
keabdian dan keagungan Tuhan yang maha penyayang memberi dan menyinari
segala yang hidup serta menyelenggarakan seluruh pusaran tata kehidupan
daerah khususnya dan rakyak Indonesia pada umumnya.
5. Lukisan sepuluh (10) batang tulang ijuk (rimang) diatas kepala
manusia melambangkan 10 jari tangan manusia menunjukan bahwa rakyat
Manggarai senantiasa memuliakan Tuhan dan memohon berkat dan
perlindunganNya.
6. Kepala manusia bertanduk mengandung arti bahwa rakyat didaerah
Manggarai adalah manusia banteng dan atau manusia yang kokoh, kuat dan
berani serta berkemauan bagaikan baja dalam menghadapi tantangan hidup.
7. Lilitan tali ijuk yang terdapat dibawah kepala manusia bertanduk
yang mengikat seluruh kasau dan ujung atas atap ijuk melambangkan:
a. Bhineka Tunggal Ikha, keutuhan rasa kesatuan yang kokoh mengikat
seluruh segi kehidupan rakyat didaerah yang tidak mudah terpengaruh;
b. Keutuhan dalam mufakat dan musyawarah yang melembaga dalam kehidupan seluruh rakyat daerah Manggarai.
8. Buaya darat (Varanus Commodoensis) sebagai satu-satunya reptil pra
sejarah yang masih tetap hidup di daerah Manggarai, berwarna kuning
berbintik coklat dan berdiri dalam keadaan siaga di depan rumah adat
melambangjan:
a. Daya tahan hidup seluruh rakyat daerah dalam menghadapi pelbagai tantangan hidup;
b. Kesiapsiagaan yang penuh ketenangan, kecermatan kewaspadaan dan
kecekatan dalam setiap gerak kehidupan seluruh rakyat didaerah;
c. Museum bagi binatang jenis reptil pra sejarah yang bernilai tinggi untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
9. Lukisan satu tangkai kopi dengan 14 butir dan 8 daun kopi serta satu tangkai padi dengan 58 bulir padi melambangkan:
a. Potensi Daerah Manggarai dalam perjuangan untuk mempertinggi taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat;
b. Tanggal dan Tahun berdirinya Daerah Tingkat II Manggarai secara yuridis formil 14 agustus 1958.
10. Pita merah dengan tulisan ”KABUPATEN MANGGARAI” melambangkan:
keberanian, sedangkan tulisan hitam diatas pita merah melambangkan
keteguhan dan pendirian yang kuat dan tidak mudah tergoyahkan dalam
menghadapi segala tantangan hidup.
11. Ukuran Lambang:
a. Lebar prisai : 22 cm
b. Tinggi prisai : 18,5 cm kiri/kanan
c. Tinggi prisai tengah : 24 cm
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking